MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
A.
Pengertian
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Menurut Kosasih,
(2014:88), model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang
berdasar pada masalah-masalah yang dihadapi siswa terkait dengan kompetensi
dasar yang sedang dipelajari siswa. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan
dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian
dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat menambah
keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran. Dengan penerapan model
Pembelajaran Berbasis Masalah , siswa menjadi terampil dalam memecahkan
masalah, baik yang berkaitan dengan masalah akademik ataupun kehidupan mereka
sehari-hari. Pembelajaran Berbasis Masalah juga mendorong siswa untuk
terbiasa berkolaborasi dengan temannya
sehingga mendorong terbentuknya saling ketergantungan positif antar siswa.
Menurut
Tan, Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia
nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas
yang ada. Sedangkan, Moffit, mengemukakan bahwa Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan suatu pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. (dalam
Rusman, 2016: 232)
B. Karakteristik Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Menurut
Rusman (2016:232-233), karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
sebagai berikut:
a. Permasalahan
menjadi starting point dalam belajar
b. Permasalahan
yang diangkat adalah permasalahan yang ada dalam dunia nyata yang tidak
terstruktur
c. Permasalahan
membutuhkan perspektif ganda
d. Permasalahan,
menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang
kemudian membutuhkan kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
e. Belajar
pengarahan diri menjadi hal yang utama
f. Pemamfaatan
sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya , dan evaluasi sumber informasi
merupakan proses yang esensial dalam Pembelajaran berbasis masalah
g. Belajar
adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif
h. Pengembangan
keterampilan inquiry dan pemecahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi
dari sebuah permasalahan
i.
Keterbukaan proses dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar
j.
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan
evaluasi dan review pengalaman siswa
dan proses belajar.
C.
Sintaks
Atau Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Ibrahim
dan Nur (dalam Rusman, 2016:243) mengemukakan bahwa langkah-langkah
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase
|
Indikator
|
Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi
siswa pada masalah
|
Menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi
siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
|
2
|
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
|
Membantu
siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
|
3
|
Membimbing pengalaman
individual/ kelompok
|
Mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
4
|
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Membantu
siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya
|
5
|
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Membantu
siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan
|
D.
Peran
Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam
pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning), guru mempunyai peran yang sangat penting diantaranya
sebagai berikut( dalam Kosasih, 2014: 88-89):
a. Mendorong
siswa untuk bersikap kritis, yakni dapat menilai benar salahnya, tepat
tidaknya, dan baik buruknya sesuatu.
b. Menstimulasi
dan menantang para siswa untuk berpikir serta member kebebasan untuk
berpendapat, berinisiatif dan bertindak
c. Menfasilitasi
lingkungan belajar yang kondusif sehingga setiap siswa memiliki kesempatan
untuk memahami beragam informasi dan memperoleh data secara lengkap)
d. Menciptakan
kebebasan dalam menuangkan pendapat-pendapatnya, termasuk di dalam menyatakan
beragam informasi ataupun fakta dengan sumber-sumber yang jelas
e. Membantu
siswa dalam memperoleh akses informasi yang seluas-luasnya dari berbagai
sumber, baik melalui media cetak ataupun elektronik.
Sumber:
Kosasih, E. 2014.
Strategi Belajar dan Pembelajaran
(Implementasi Kurikulum 2013). Bandung: Yrama Widya
Rusman, 2016. Model-Model
Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar